بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
" Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang "
﴿وَالَّيْلِ إِذَا يَغْشَى - وَالنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّى - وَمَا خَلَقَ الذَّكَرَ وَالاٍّنثَى - إِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتَّى - فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى - وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى - فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى - وَأَمَّا مَن بَخِلَ وَاسْتَغْنَى - وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَى - فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى - وَمَا يُغْنِى عَنْهُ مَالُهُ إِذَا تَرَدَّى
" demi malam apabila menutupi cahaya siang. Demi siang apabila terang benderang , demi penciptaan laki laki dan perempuan , sungguh usahamu beraneka macam. Maka barang siapa memberikan ( hartanya di jalan Allah ) dan bertaqwa , dan membenarkan ( adanya pahala ) yang terbaik surga. Dan akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan ( kebahagiaan ). Dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup ( tidak perlu pertolongan Allah ). Serta mendustakan ( pahala ) terbaik. Maka akan kami mudahkan baginya jalan menuju kesukaran ( kesengsaraan ). Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila dia telah binasa ". ( QS. Al- lail (92) 1 - 11 ).
Dalam kehidupan ini , setiap manusia merancang berbagai rencana dan melakukan berbagai macam cara semata mata hanya untuk meraih kebahagiaan dalam hidup. Masing masing manusia di ciptakan Allah SWT berbeda satu sama lain baik dari sisi sifat , kepribadian , tingkah laku dan juga secara fisik ( bentuk tubuh ).
Setiap manusia juga memiliki cara pandang berbeda terhadap suatu peristiwa dan penglaman dalam
kehidupan. Manusia masing masing memiliki daftar panjang mengenai apa saja yang membuatnya
bahagia. Mereka bekerja keras untuk meraih dan mendapatkan apapun yang akan membuatnya
bahagia. Sayangnya , banyak sekali diantaranya yang hanya mengejar kebahagiaan duniawi yang bersifat semu . Tidak mengejar kebahagiaan sejati yang bersifat ukhrawi.
Ada perbedaan antara kesenangan jangka pendek dan kebahagiaan sejati yang di rasakan setiap saat dalam hidup ini. Kebahagiaan jangka pendek sangat mudah di raih , misalnya dengan berbelanja , makan di restoran yang enak atau berlibur ke tempat yang indah dan nyaman. Kebahagiaan jangka pendek berguna untuk menghilangkan stress sesaat.
Kebahagiaan sejati hanya bisa di capai ketika jiwa kita di penuhi oleh segala kebaikan. Dan kita menyadari bahwa bahwa segala sesuatu berjalan dengan baik , dan meyakini bahwa kebahagiaan tidak terganggu oleh apapun di sekitar kita.
Ayat Al Qur'an dalam surat al-Layl 1 - 11 menjelaskan tentang perilaku orang yang mendapat kebahagiaan , yaitu " memberi " , " bertaqwa " , dan " menunjukan yang terbaik ".
" Memberi " ...... Hubungan manusia dengan manusia lain selalu di warnai dengan hubungan memberi dan menerima sebagian orang memberi dan sebagian lagi menerima. Ada orang yang cendrung berpikir untuk banyak memberi dan membantu orang lain , dan ada pula orang yang pikirannya di penuhi ingin selalu di beri atau mengambil hak orang lain.
Dalam kelompok orang yang pertama selalu berpikir " apa yang aku bisa beri ? Atau " apa yang bisa aku bantu ?" .Sedangkan kelompok kedua selalu berpikiran " siapa yang akan memberiku hari ini ?". Atau " apa yang bisa ku ambil untuk diriku ?" . Orang yang selalu melatih jiwa dan pikirannya agar selalu menjadi orang yang memberi atau membantu karena Allah , dapat meraih tujuan jangka panjang lebih banyak dari pada orang yang selalu berusaha di beri atau mengambil keuntungan pribadi dari orang lain.
Seringkali konsep " memberi "
Memberi selalu di kaitkan dengan pemberian materi pengertian seperti ini
telah menyempitkan arti " memberi "sehingga sebagian orang malas memberi dengan alasan tidak memiliki uang atau harta yang berlebih. Padahal " memberi " lebih berkaitan dengan kesediaan diri kita membantu dan menolong orang lain dengan berbagai cara , tidak hanya dengan uang atau materi. Kita dapat membantu orang lain dengan memberikan waktu , perhatian , keperdulian , kasih sayang atau dukungan semangat dll.
" Bertaqwa "
Konsep" Taqwa" sering di tasfirkan menjadi " takut kepada Allah atau menunaikan kewajiban ". Kedua pengertian ini mempunyai dua makna tetapi keduanya memiliki batasan. Konsep taqwa mengandung pengertian , bahwa setiap manusia memiliki Ruh illahi yang terdapat dalam diri setiap orang. Seseorang yang bijak menyadari bahwa kehidupan ini di atur oleh hukum spiritual , bukan oleh kemauan kita. Seluruh ucapan dan tindakan kita memiliki konsekuensinya masing masing. Kita harus berusaha mempelajari kebenaran yang lebih dalam untuk menemukan kepuasaan dan makna
hidup lebih luas.
Pada dasarnya bahwa kita manusia semua terhubung satu sama lain. Setiap orang memiliki perbedaan dalam penampilan dan pengalaman , tetapi tidak semua orang memiliki dorongan dasar yang sama. Kita tidak boleh sombong dan meremehkan orang lain. Semua orang memiliki ruh Illahi .
" menunjukan yang terbaik "
Agar ruhani kita tumbuh menjadi sempurna , kita harus membebaskan diri dari berbagai keyakinan yang hanya akan membelenggu pikiran dan jiwa. Jalan terbaik yang dapat kita tempuh adalah mencari kebijaksanaan dan kearifan tertinggi. Kita harus belajar menghilangkan prasangka dan pikiran dan terus berusaha menemukan kebaikan yang lebih besar.
Mungkin selama kita mengarungi kehidupan ini , kita mengalami berbagai situasi yang menyakitkan , tetapi kita harus selalu bergantung kepada Sang Maha Kasih. Setiap saat kita dapat mengevaluasi seberapa banyak tangga kehidupan ini telah kita daki. Setiap saat kita bisa berjuang meraih tingkatan yang lebih tinggi. Jika kita berusaha mendaki tangga spiritual sambil mengevaluasi perkembangan batihin setiap saat , pasti kita akan semangkin dekat kepada tempat bersemayamnya sifat sifat Illahi dalam diri kita. Semangkin kuat sifat sifat Illahi tertanam dalam diri , semangkin kita menetapkannya dalam kehidupan sehari hari , dan semangkin dekat kita kepada kebahagiaan sejati.
Noni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar